AWAL PERJALANAN HIDUP SEORANG MOHAMMAD SOLEH
....The My Diary....
Tak indah memang. Disaat apa yang terjadi tak sesuai yang ku inginkan.
Dari awalnya, aku berfikir inilah suratan Tuhan yang harus kujalani. Meniti dari yang kecil. Ingin menjadi yang besar. Seringkali aku mengeluh akan segalanya ini. Ya, memang, aku rasa, manusia didunia ini memang diciptakan untuk mengeluh. Tapi lain halnya ketika aku sadar, aku bisa memberikan nasehat, bisa memberi motivasi, bahkan contoh kepada orang lain.
Aku hanyalah seorang anak perantauan yang mencoba mengadu nasib dalam hidup bahwa aku bercita cita menjadi Seorang pekerja HRD ataupun Markom ataupun pekerjaan yang berhubungsn langsung dengan orang.Ups itu hanya cita cita, allah lah yang akan mengatur nya.Ayah ku seoeang buruh setelah bangkrut dari seorang bos tembakau. Sejak itu, ketika aku menginjak lulus SMK aku merantau, untuk kuliah sambil bekerja. Ibuku seorang ibu rumah tangga, dan bantu-bantu sebisanya. Aku adalah anak ke Lima. Saudaraku satu laki-laki dan Tiga perempuan. Jarak antara aku dan kakak kakak aku lumayan dekat,selisih selisih dua tahunan.
Hidup penuh liku-liku. Ada suka ada duka. Hmm, seperti lagu saja. Begitulah, sungguh kejam dunia ini. Namun seperti yang dibilang temanku, “...kalau tidak kejam, tidak ada pribadimu yang kuat dan sabar...”. Memang benar ci, seperti kalau aku bekerja. Bagiku kerja bukan semata-mata mencari uang saja, tapi bagaimana caranya aku bisa mencari ridho Allah, aku harus bekerja dengan ikhlas, sabar, dan tanggung jawab.
Hari ini aku sungguh seperti orang yang tak punya tujuan. Mengetik-ngetik tulisan gag jelas. Buat menghibur diri aja. Dalam kesendirianku ini, inilah curhatku terpraktis. Tak apalah, karena sepiku adalah kata.
Seringkali aku mengingat akan perjalananku hingga saat ini. Di usiaku yang sebentar lagi genap menginjak umur 23. Masih terngiang saat-saat aku bersekolah dulu. Sebut saja SMK Abdi Negara. Tersimpan banyak kenangan yang seolah aku ingin mengulanginya lagi. Bersama guru, maupun teman-teman. Sampai-sampai tercipta yang namanya Crazy Club. Ada Pak Bangkit, Mas Budi, pak Inun, dan Rizal. Benar-benar sudah seperti keluarga sendiri. Meski terkadang tidak selalu bersama-sama, tapi rasa yang sama, humor dan setia kawan itu tak kan terlupakan. Foto mereka kini jadi Gadget di layar laptopku. Perjuangan untuk bersekolah pun serasa masih terngiang. Saat panas-panas maupun ketika hujan melanda. Bangun pagi-pagi, pulang terkadang sampai larut sore. Apalagi ketika aku aktif dalam organisasi, “kata orang cii jadi ketua OSIS”, begitu. Tiap harinya tak kurang dari 25 km ku tempuh jarak dengan sepeda motor bututku merk Thunder, atau tak jarang naik angkot.
Ada lagi kisah cinta monyetku saat SMK dulu. Meski wajah tak menawan tapi seenggaknya pernah laku juga, "hahaha..". Banyakan jomblonya sih, karena memang dari dulunya betah ngejomblo. Mungkin ada beberapa yang pernah mengisi hatiku ini (ciee ciee ciee). Tapi ada satu yang paling berkesan. Karena dulu pas semangat-semangatnya mau ujian. Hingga akhirnya nilaiku bisa dibilang oke lah, cukup memuaskan.
Yang jauh disana jangan menganggap kalau aku glamour, serangan bathin sebenarnya lagi menyerangku.
Tulisan ini aku buat untuk kenang kenangan, jikalau kelak aku sukses inilah yang akan aku ceritakan untuk,orangtua,keluarga,anak hingga cucu.Dan aku bisa membalas jasa jasanya.
Kenang kenangan kisah hidup
Pekanbaru, 30 Desember 2016
Mohammad Soleh
....The My Diary....
Tak indah memang. Disaat apa yang terjadi tak sesuai yang ku inginkan.
Dari awalnya, aku berfikir inilah suratan Tuhan yang harus kujalani. Meniti dari yang kecil. Ingin menjadi yang besar. Seringkali aku mengeluh akan segalanya ini. Ya, memang, aku rasa, manusia didunia ini memang diciptakan untuk mengeluh. Tapi lain halnya ketika aku sadar, aku bisa memberikan nasehat, bisa memberi motivasi, bahkan contoh kepada orang lain.
Aku hanyalah seorang anak perantauan yang mencoba mengadu nasib dalam hidup bahwa aku bercita cita menjadi Seorang pekerja HRD ataupun Markom ataupun pekerjaan yang berhubungsn langsung dengan orang.Ups itu hanya cita cita, allah lah yang akan mengatur nya.Ayah ku seoeang buruh setelah bangkrut dari seorang bos tembakau. Sejak itu, ketika aku menginjak lulus SMK aku merantau, untuk kuliah sambil bekerja. Ibuku seorang ibu rumah tangga, dan bantu-bantu sebisanya. Aku adalah anak ke Lima. Saudaraku satu laki-laki dan Tiga perempuan. Jarak antara aku dan kakak kakak aku lumayan dekat,selisih selisih dua tahunan.
Hidup penuh liku-liku. Ada suka ada duka. Hmm, seperti lagu saja. Begitulah, sungguh kejam dunia ini. Namun seperti yang dibilang temanku, “...kalau tidak kejam, tidak ada pribadimu yang kuat dan sabar...”. Memang benar ci, seperti kalau aku bekerja. Bagiku kerja bukan semata-mata mencari uang saja, tapi bagaimana caranya aku bisa mencari ridho Allah, aku harus bekerja dengan ikhlas, sabar, dan tanggung jawab.
Hari ini aku sungguh seperti orang yang tak punya tujuan. Mengetik-ngetik tulisan gag jelas. Buat menghibur diri aja. Dalam kesendirianku ini, inilah curhatku terpraktis. Tak apalah, karena sepiku adalah kata.
Seringkali aku mengingat akan perjalananku hingga saat ini. Di usiaku yang sebentar lagi genap menginjak umur 23. Masih terngiang saat-saat aku bersekolah dulu. Sebut saja SMK Abdi Negara. Tersimpan banyak kenangan yang seolah aku ingin mengulanginya lagi. Bersama guru, maupun teman-teman. Sampai-sampai tercipta yang namanya Crazy Club. Ada Pak Bangkit, Mas Budi, pak Inun, dan Rizal. Benar-benar sudah seperti keluarga sendiri. Meski terkadang tidak selalu bersama-sama, tapi rasa yang sama, humor dan setia kawan itu tak kan terlupakan. Foto mereka kini jadi Gadget di layar laptopku. Perjuangan untuk bersekolah pun serasa masih terngiang. Saat panas-panas maupun ketika hujan melanda. Bangun pagi-pagi, pulang terkadang sampai larut sore. Apalagi ketika aku aktif dalam organisasi, “kata orang cii jadi ketua OSIS”, begitu. Tiap harinya tak kurang dari 25 km ku tempuh jarak dengan sepeda motor bututku merk Thunder, atau tak jarang naik angkot.
Ada lagi kisah cinta monyetku saat SMK dulu. Meski wajah tak menawan tapi seenggaknya pernah laku juga, "hahaha..". Banyakan jomblonya sih, karena memang dari dulunya betah ngejomblo. Mungkin ada beberapa yang pernah mengisi hatiku ini (ciee ciee ciee). Tapi ada satu yang paling berkesan. Karena dulu pas semangat-semangatnya mau ujian. Hingga akhirnya nilaiku bisa dibilang oke lah, cukup memuaskan.
Yang jauh disana jangan menganggap kalau aku glamour, serangan bathin sebenarnya lagi menyerangku.
- Lalu aku pun lulus dari SMK, pengennya sih kuliah, tapi kondisi keluargaku gag memungkinkan buat saat itu aku kuliah.jadi kuliahnya ga kesampaian terus sampai berakhir.Aku pun memutuskan untuk merantau, tak jauh hanya di Pekanbaru Riau dan akhirnya bisa bekerja sambil kuliah.Kuliahnya di Universitas Muhammadiyah Riau jurusan ilmu Komunikasi. Aku meninggalkan sementara ayah, ibu, kakak, ponakan, keluarga, teman seperjuangan dan orang tercinta demi CITA CITA (...wkwkwk...). Waktu itu aku merasa sangat takut dan berat hidup di pekanbaru karena apa apa begitu mahal. Namun di keberuntunganku itu saya meninggalkan goresan air mata yang tak terkeluarkan tiap harinya, aku binggung, aku depresi teetttt lebayyyy ahh
Tulisan ini aku buat untuk kenang kenangan, jikalau kelak aku sukses inilah yang akan aku ceritakan untuk,orangtua,keluarga,anak hingga cucu.Dan aku bisa membalas jasa jasanya.
Kenang kenangan kisah hidup
Pekanbaru, 30 Desember 2016
Mohammad Soleh
Comments
Post a Comment